Kamis, 31 Maret 2016

retorika malam

"Daijoubu, watashi wa anata ni sobani iru"
terdengar seperti candaan bagiku
apa yang akan disampingmu sampai akhir?
sahabat? teman? saudara?
pada akhirnya pupuslah satu satu harapnmu..

harapan yang membawamu pergi
harapan yang membuatmu tersenyum, semangat, berkorban demi memperjuangkannya
seringkali tak lebih berharga dari sebongkah batu akik yang sudah tidak musimnya

seringkali harapan membuatmu terbang
lupa bahwa kau pernah menapak di tanah, berjalan di kala tandus, mencoba melompat dan terjerembab di kala becek dimana mana
tapi jangan lupa
manusia tidak bisa terbang

bodoh jika mengatakan tidak ada yang tidak mungkin
karena batasan manusia adalah tidka tahu apa batasan mereka
manusia menginginkan sesuatu yang tidak mungkin
membuat tiruannya, seolah olaj berkata "hey, aku bisakan? tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini"
padahal itu hanya tiruan yang selamannya tidak akan asli

karena ketidakmungkinanlah muncul jalan lain
itulah manusia
manusia dengan segala kebodohan imajinasinnya
manusia yang kecewa dan menangis
sebagian bangkit dan beranjak
sebagaian membuat retorika kenapa dia bisa gagal

banyak yang kau tak tahu
jangan terlalu bodoh untuk langsung menyimpulkan
banyak variabel yang belum kau dapat
kau harus ingat bahwa kau juga manusia

salah satu dari sekumpulan daging berfikir yang mengira bisa meguasai dunia
maka bertindaklah seperti itu
bertindaklah penuh kebanggaan bahwa kau bisa
walaupun kau tahu bahwa itu tidak mungkin
walaupun kau menyadari arti kebodohanmu sendiri

tapi dari kebodohan itu manusia bisa berkembang

Rabu, 20 Januari 2016

Jangan berlebih

Mungkin saya memang anak kecil
Tidak pernah dewasa menanggapi sesuatu
Tidak
Saya tak pernah belajar akan sesuatu

Dilepas. Dilepas
Karena kau tak pernah belajar
Karena kau malas mengambil pelajaran
Karena kau sibuk dengan dirimu

Kalau ingin masuk ke gua l al lagi silahkan
Tapi artinya kau lemah
Artinya kau tidak siap
Artinya kau kalah

Apa yang membuat mu begitu bodoh
Apa yang membuat matamu tak bisa terbuka
Apa yang membuat semuannya terlihat salah dimatamu
Aku bicara padamu

Anak kecil yang tak mau jadi dewasa
Dewasalah
Benturkan kepalamu pada dunia
Jangan biarkan kepalamu berisi hal hal bodoh.  Lupakan semuannya

Jangan bodoh
Jangan berharap lebih
Jangan takut berlebih
Hilangkan kata berlebih

Kamis, 07 Januari 2016

Dialog sang gunung dan sang awan

Sang gunung yang terdiam terpaku
Menatap langit luas yang biru
Dimana awan. Dan berbagai macam burung berbincang dengan matahari
Sang gunung. Yang sebagaimana kau tahu tak bisa pergi
Hanya terus melihat mereka

Terkadang sang gunung hanya melihat
Saat sang matahari yang menguasai menghidupkan berbagai macam kehidupan
Ketika sang pelikan yang sabar mengasuh bayi bayinnya
Ketika sang walet terbang tinggi bebas di langit dengan ketenangannya
Ketika sang awan yang berjalan pelan. Namun tetap berada di awan dengan kondisinnya yang mudah badai

Sempat terbesit di nalar sang gunung untuk terbang
Sang gunung ingin diterima oleh langit
Dimana sang gunung merasa lebih hidup
Dimana selama ini banyak kebahagiaan yang dilihat sang gunung sebelumnya

Sang gunungpun bertemu sang mawar merah
Mawar merah yang mencolok yang membuat banyak burung menghinggapi mawar dikala senggang
Mawar mengajari sang gunung bagaimana carannya bertugas sebagai apa layaknya dirimu

Namun sang gunung tak puas. Sang gunung tetap ingin berada di langit seperti yang lain
Sang gunung tetap ingin terbang

Namun nyatannya.
Untuk melompatpun sang gunung tak bisa
Sang gunung hanya bersedih melihat langit
Berbulan bulan percobaan yang gagal dirasakannya
Hanya rasa pahit dan frustasi yang didapatnya

Namun suatu saat dia berbicara dengan sang awan
Gunung mengomentari sikap awan yang kadang meneduhkan namun kadang badai
Awak berkata dengan menunjukkan badainnya
Walaupun terkadang badai yang dikeluarkannya
Namun badai tersebut menghasilkan hujan
Justru karena badainnyalah dia bisa menghidupi yang lain walau dengan bantuan matahari

Gunung termenung
Melihat kondisinnya yang menyedihkan
Berlarut larut dalam kesedihan melihat langit
Melupakan untuk apa dia diciptakan
Sedangkan melihat sang awan yang fokus pada tugasnya. Dia merasa malu
Malu karena lupa. Malu karena lalai. Malu karena kikir dengan apa yang diinginkannya. Melupakan kewajibannya

Rabu, 30 Desember 2015

Kesemuan yang kalian banggakan

Kalo kata ibu dulu.
Carilah teman yang banyak.
Agar kamu bisa sukses
Agar hidupmu enak

Kata ibu dulu.
Teman itu adalah hal yang baik.
Kata ibu dulu.
Teman akan membantu kita berproses

Tapi bahkan ibuku juga bisa salah.
Sekumpulan orang yang mengaku temanmu
Bahkan ada yang mengaku sebagai saudaramu
Itu seperti tas plastik yang hanya berisi angin

Mereka berkata "aku temanmu"
Tapi ketika kau mendekat. Mereka menjauh
Mereka berkata "kita saudara"
Tapi ketika kau berkata, tak ada yang menolehmu

Palsu. Semua yang dikatakan mereka
Teman. Persahabatan. Persaudaraan.
Bahkan mereka yang saling tersenyum disanapun saling tikam ditempat lain
Mengesampingkan omong kosong persaudaraannya

Semua omong kosong itu membuat saya muak
Kenapa tidak kau katakan saja bahwa memang kau tidak suka
Kenapa harus kau tutupi dengan omong kosong persaudaraanmu itu
Kenapa tidak ada inisiatif untuk mu berubah?

Sekelompok burung yang tidak berbagi kata kata bodoh seperti saudarapun bisa terbang beriringan
Sekelompok srigala yang ganaspun menggunakan taringnya hanya untuk mangsannya
Lebah saling dukung dalam membuat madu
Babipun berbagi kubangan dengan adil

Apa pembeda kau dan dia?
Kalian juga melakukan kesalahan yang sama
Kalian, kalian saya yakin tahu
Tapi kalian tidak mau tahu

Lalu? Apa?
Setelah nafasnya menghilang
Setelah semangatnya redup bahkan sebelum berperang
Setelah dia terbang menjauh

Kalian hanya akan berkata bahwa dia bodoh
Dia tidak kuat menghadapi cobaan
Dia tidak bisa bertarung di masa depan
Dia bukan orang yang tepat untuk berjuang

Ku beritahu. Kalian yang bodoh
Kalian yang hidup dalam kepalsuan
Tidak akan tahu makna ketulusan
Kalian yang hanya saling berbangga diri
Tidak akan tahu arti teman

Sementara kalian sibuk dengan omong kosong kalian
Saya hanya akan tetap menjadi pengamat
Saya tidak mau menjadi kantong plastik kosong yang hanya berisi angin
Saya bukan kalian

Selasa, 29 Desember 2015

Yama

Gunung adalah gunung
Dia diam tak bergerak
Kau cacipun dia akan membisu
Dia hanya diam. Melihat sekitar dan menyejukkan sekitarnya

Mungkin gunung tidak akan bisa seperti matahari
Setiap hari bergerak. Mencerahkan. Memberikan kehdupan. Menguasai
Tidak. Gunung tidak diciptakan untuk itu

Gunung hanya benda pasif yang diam
Gunung hanya bisa memberi kepada sekitarnya
Tak seluas matahari memang
Tapi dia tak pernah berbangga akan itu

Bukan penghambaan yang ia cari
Tapi kesejahteraan masyarakat yang ia cintai
Bukan ketakutan akan kemarahannya yang ia ngaungkan
Tapi perlindungannya yang diam. Tak bergerak. Dan melindungi

Categories:

Yama

Gunung adalah gunung
Dia diam tak bergerak
Kau cacipun dia akan membisu
Dia hanya diam. Melihat sekitar dan menyejukkan sekitarnya

Mungkin gunung tidak akan bisa seperti matahari
Setiap hari bergerak. Mencerahkan. Memberikan kehdupan. Menguasai
Tidak. Gunung tidak diciptakan untuk itu

Gunung hanya benda pasif yang diam
Gunung hanya bisa memberi kepada sekitarnya
Tak seluas matahari memang
Tapi dia tak pernah berbangga akan itu

Bukan penghambaan yang ia cari
Tapi kesejahteraan masyarakat yang ia cintai
Bukan ketakutan akan kemarahannya yang ia ngaungkan
Tapi perlindungannya yang diam. Tak bergerak. Dan melindungi

Categories:

Minggu, 13 Desember 2015

Buku

Sempat saat dulu aku punya rumah
Rumah yang indah dimana kau bisa tersenyum setiap hari
Tempat belajar banyak hal melihat dunia
Disana dulu banyak buku
Ada yang terbitan lama, ada yang baru
Semua kubaca dengan semangat

Namun memang dunia itu semu
Tak terkecuali rumahku ini
Buku - buku itu sudah tidak mau lagi kubaca
Mungkin karena mereka sudah bosan dengan tanganku yang kumuh
Atau mungkin karena memang dari awal saya tidak pantas untuk memegang buku itu

Semakin lama, sampul buku - buku itu menebal
Sudah terlalu berat untuk kubuka
Aku sudah tidak tahu apa isinnya
Yang kulihat hanya sampul sampulnya yang terus berganti

Lambat laun banyak buku baru yang datang
Aku senang, karena aku punya kesempatan membaca lagi
Tapi buku - buku baru itu seperti belut buatku, licin
Memegangnya saja sulit apalagi membaca

Sekarang rumahku seperti galeri sampul
Banyak sampul - sampul yang bagus dan menarik untuk dilihat
Tanpa tahu isinnya, aku hanya bisa tersenyum melihat

Mungkin hanya sikap skeptisku yang berlebihan
Ataukah memang petanda bahwa aku harus segera mencari rumah baru
Tapi dimana?
Ayah Ibu sangat jauh

Tapi menurutku,
Tak apa jika memang aku tidak bisa membaca dirumah
Tapi setidaknya aku harus menjadi buku yang bisa dibaca orang
Sehingga nanti, ketika ada yang secara tidak sengaja menemukan ku
Siapapun mereka, mereka bisa membaca
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

Copyright © Pikiran anak kecil | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑